First
Love
Fanfiction : First Love
Genre : Romance, Friendship
Author : Hana
Cast :
Hana
EXO’s Suho
EXO's Sehun
Hana
EXO’s Suho
EXO's Sehun
Miss A's Suzy
Selamat Membaca ^^
Ditengah ricuhnya suasana
menjelang lebaran. Ada sedikit orang yang tidak merasakan indahnya makna sebuah
lebaran.
Pagi itu terlihat seorang gadis
duduk sendiri ditengah ricuhnya suasana pasar. Orang-orang sibuk mempersiapkan
hal-hal untuk lebaran besok. Banyak orang berlalu lalang mencari keperluan yang
diperlukan. Tapi seolah tidak perduli dengan apa yang ada, gadis itu terus
memandang ke depan. Orang yang melihatnya pasti tahu ada hal yang sedang dia
pikirkan.
Tidak sedikit orang yang
mengenalnya. Dan tak jarang mereka menyapanya. Sekedar mengucapkan “selamat
lebaran”. Tapi apa sambutannya?
NOTHING...
Dan itu membuat mereka pergi
meninggalkannya dengan ucapan yang tidak enak didengar. Tapi gadis itu
menghiraukannya, seolah tidak ada yang terjadi. Ah, mungkin telinganya tuli
saat itu. Atau bisa juga dia benar-benar tak mendengar ucapan itu karena
terlalu larut dalam masalah yang tengah dia pikirkan. Entahlah!!!
Dari kejauhan terlihat sosok
yang penuh dengan karisma datang ke arah gadis itu. Apa dia seorang pangeran?
Ah tidak, mungkinkah dia seorang malaikat yang ditugaskan untuk membangunkan
gadis itu dari lamunannya? Kenapa apa ada orang seperti itu? Langkah kakinya
saja indah, wajahnya apa lagi? Parasnya sudah cukup untuk memikat setiap orang
yang melihatnya hanya dalam 3 detik.
“Hana, apa yang kamu lakukan
disini?” tanya pria itu.
Tidak ada jawaban.
“Hana?!!!!” ulangnya dengan
nada sedikit ditekan.
“Ah~ oppa (kakak laki-laki)!
Kenapa oppa disini?” jawab gadis itu datar tanpa melihat sosok yang mulai
jengkel dengan kelakuannya saat itu.
“Hana! Kenapa kamu jadi seperti
itu? Apa yang merasukimu?” kata pria itu sambil duduk di sebelah gadis yang
bernama Hana.
“Suho-oppa. Kenapa keadaannya
jadi serunyam ini?” sebuah pertanyaan terlontar untuk pertanyaan diajukan,
tidak ada jawaban disana. Sama sekali tidak ada.
“Apa kamu benar-benar sudah
gila Hana-ya? Sebenarnya apa yang kamu maksud? Jelaskan pada oppa secara
rinci!”
Gadis itu tertunduk mendengar
apa yang pria penuh karisma itu katakan. Terlihat jelas bahwa dia tidak ingin
dan tidak bisa menceritakan apa yang dia maksud padanya. Tapi sebuah gejolak
sedang melanda hatinya dan itu sungguh menganggunya. Gadis itu menghela nafas
seakan apa yang sedang terjadi benar-benar sangat buruk untuk dia alami.
“Kenapa apa mencintainya di
tengah temanku sendiri juga mencintainya?”
“Siapa? Ah tunggu, kamu sudah
mengenal cinta? Sejak kapan?”
Inilah yang membuat Hana enggan
bercerita pada Suho-oppa, bukannya membantunya tapi malah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menjengkelkan.
“Oppa, apa kau bisa serius???”
Seoul, Musim Gugur 2011
(Hana POV)
Untuk pertama kalinya aku
menginjakkan kakiku di Seoul. Dan ini benar-benar mengagumkan untukku. Dan
untuk pertama kalinya di Bandara Incheon aku bertemu dengan cinta pertamaku.
“Oh~ manis sekali pria itu,”
batinku.
Seorang pria idamanku. Tinggi,
putih, senyumnya yang manis menghiasi wajahnya. Apa ini rasanya jatuh cinta
pada pandangan pertama? Atau ini hanya halusinasiku saat berada di tempat indah
seperti ini? Aku tidak perduli dengan itu! Benar! Aku benar-benar tidak
perduli. Aku hanya ingin, untuk bisa bertemu dengannya lagi. Pangeran manisku.
Masuk sekolah untuk pertama
kalinya di Seoul of Performing Arts School. Sekolah yang sudah aku idam-idamkan
selama ini.
Apa yang aku alami di hari
pertamaku sungguh membuatku semakin gila! Apa? Pangeran manisku? Dia juga
sekolah disini? Dia sekelas sama aku! Oh~ apa ini takdir yang menyatukan
cintaku padanya? Ini membuatku seakan terbang tinggi ke langit. Begitu indah
dan nyaman. Aku memutarkan badanku seolah aku sedang menpraktikan tari balet
dengan mata terpejam.
Brak!
“Uh~ sakit,” rengekku sambil
mengelus-elus siku kakiku yang tersandung kursi.
“Kamu tidak apa-apa?” sapa
gadis yang hendak masuk ke ruang kelas.
Tuhan, karunia apa yang telah
Engkau berikan pada hamba? Suzy menyapaku? Aku mencintainya sedari aku masih
ada di Indonesia. Aku salah satu fans beratnya dari Indonesia. Sueweeties
*(Nama fansnya Suzy Miss A) Indonesia mana suaranya?
“Aku tidak apa-apa,” jawabku
singkat.
Dan sejak saat itu kami jadi
teman dekat. Banyak kisah yang telah kita ceritakan satu sama lain. Ya sekedar
berbagi cerita untuk menenangkan suasana hati. Aku begitu nyaman bersamanya.
Walau terpaut satu tahun lebih muda dengannya, itu tidak menjadi masalah.
Seoul, Musim Panas 2013
(Author POV)
“Oppa, apa kau bisa serius?
Tidak bisakah oppa mendengar ceritaku tanpa melontarkan pertanyaan yang tidak
jelas?”
“Baiklah!”
Untuk beberapa menit keduanya
larut dalam suasana. Ya bisa dibilang saat itu suasana yang tercipta adalah
suasana yang tegang. Suho mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan lawan
bicaranya itu.
“Aku mencintai Sehun. Dan Suzy,
dia sudah aku anggap kakakku sendiri. Aku tidak menyangka kalau dia juga
mencintainya.”
Kalimat itu membuat Suho
kehabisan energi untuk berpikir. Bahkan dia tidak bisa mencerna apa yang gadis
itu katakan. Dia hanya tidak bisa memposisikan dirinya dalam masalah seperti
itu. Akhirnya dia mengerti satu hal tentang cinta mereka. Ah bukan, mungkin ini
juga tentang kisah-kisah cinta diluar sana.
Cinta tidak memandang bulu. Itu
bisa terjadi pada siapa saja. Terkadang cinta memberimu kebahagian tapi kadang
juga memberimu kepedihan. Semua terjadi untuk menjadi pelajaran hidup yang
berharga.
Suasana begitu tegang. Tidak
ada sepatah katapun yang diucapkan oleh keduanya. Hanya terdengar samar-samar
suara sisakkan tangis.
Siapa yang menangis?
Suho mencari sumber suara itu
dengan berhati-hati. Agar tidak terlihat seperti menghiraukan gadis yang tengah
bercerita padanya. Suho tidak menyangka kalau yang menangis itu adalah gadis di
sampingnya, Hana.
Tanpa pikir panjang, Suho
memeluk Hana dalam pelukkan hangatnya. Pelukkan untuk meringankan beban yang
begitu berat untuk dipikul sendiri. Suara isakkan itu kini berubah menjadi tangisan
haru. Terlihat kelopak mata Suho mulai berair, mungkin dia tidak tega dengan
apa yang terjadi dengan gadis kecil itu. Gadis yang telah ia anggap sendiri
sebagai adik.
“Oppa,” satu kata itu yang
keluar dari mulut Hana.
“Aku memang tidak sedang dekat
dengan seorang gadis tapi aku sedikit mengerti dengan cinta. Aku rasa cinta
tidak bisa dipaksakan. Biarlah Sehun dengan Suzy, mereka saling menyukai satu
sama lain. Ini memang sakit, tapi apa yang bisa kamu lakukan dengan cinta
mereka? Anggap ini bukan untuk mereka, tapi untuk kamu sendiri. Jangan biarkan
hatimu terluka terlalu lama.”
Nasehat dari pria bernama
lengkap Kim Joon Myun dapat menghentikan isak tangis gadis itu. Dalam sesaat
mereka larut dalam pelukan hangan yang membuat nyaman satu sama lain.
Hana mulai melepaskan diri dari
pelukkan itu. “Oppa, gomawo *(terima kasih). Aku pikir aku akan bisa
menerimanya dengan ikhlas. Oppa, kau seorang kakak yang baik.”
Pria itu tersenyum menlihat
gadis kecilnya telah mengulas senyum diwajahnya setelah isak tangis yang membuat
orang didekatnya merasa khawatir dengan apa yang terjadi dengannya.
“Oppa!” kata Hana seolah dia
ingat dengan suatu hal yang ingin dia katakan.
“Mwo *(apa)?” tanya Suho dengan
sedikit khawatir apa yang akan dilakukan gadis itu lagi.
“Oppa akan segera menemukan
gadis yang oppa cintai. Aku yakin. Jika tidak ada, maka aku akan selalu
mengucapkan Saranghaeyo oppa (Aku mencintaimu, kakak).”
Suho tersenyum mendengar apa
yang Hana katakan. Seolah ada aura yang berbeda yang sudah tercipta di antara
mereka.
“Oppa juga, saranghaeyo *(aku
mencintaimu). Karena itu jangan menangis sendiri, panggil oppa kalau ada hal
yang mengganjal hatimu. Oke?”
“Siap oppa!”
Kini suasana yang mencekam
telah bermetemorfosis menjadi suasana yang menyenangkan. Keduanya tertawa lepas
setelah saling meneteskan air mata bersama. Bahkan jika orang-orang melihat
kebersamaan keduanya seperti ingin berada di sana. Itu karena apa yang mereka
lakukan membuat iri dengan orang yang melihat kebersamaan keduanya tanpa tahu
apa yang telah mereka lakukan sebelum mereka menikmati suasana nan nyaman itu.
Kita tidak tahu apa yang akan
terjadi dengan kita di depan sana. Cukup dengan tekad untuk tidak putus asa
dengan apapun. Karena mungkin kebahagiaan telah menunggu kita. Miracle happen in everyday.
“Tetap tersenyumlah sama seperti
saat ini Hana-ya. Karena oppa sangat mencintaimu dan tidak ingin kau sedih. Oppa
tidak akan membiarkanmu menderita sendirian.”